“Bunda lagi apa, Mas?” tanya Rafa pelan, di tengah percakapan mereka melalui panggilan video. Bhanu yang berdiri bersandar di dekat sofa, tiba-tiba memanjangkan lehernya ke arah luar. Matanya menyipit, seolah tak puas dengan sudut pandang yang ada. Ia pun berjalan menjauhi ponsel yang masih menampilkan wajah Rafa, membuat lelaki itu mengulum senyum. Tak lama, Bhanu kembali muncul di layar, membawa laporan penting. Matanya berbinar seperti detektif kecil yang baru saja menemukan sesuatu. “Bunda lagi senyum-senyum sama papanya Kak Tita, Yah,” katanya polos. Senyum Rafa langsung memudar. “Siapa Kak Tita?” “Anak les, Bunda. Papanya datang terus senyum-senyum sama Bunda. Ngobrol-ngobrol.” Rafa diam sejenak. Ada gelombang kecil dalam dadanya yang sulit dijelaskan. Cemburu? Mungkin saja. Ta

