Bamantara dan Hadinata

2105 Kata

Zeev tak perduli lagi bahwa kini ia berada di toilet wanita, sedang memegang erat pergelangan tangan Mikayla dibawah kucuran air wastafel. Punggung tangan Mikayla yang putih itu bahkan kini memerah karena melepuh dan wanita itu meringis kesakitan. “Masih sakit?” tanya Zeev dan Mikayla kemudian mengangguk. “Panas banget, perih.” Bahkan kini air matanya kembali menetes. “Panasnya serasa masuk ke kulit, ngebakar kulit.” Zeev tak bisa menyembunyikan raut wajah khawatirnya melihat Mikayla kesakitan seperti itu. Sebenarnya bagian lengan Mikayla juga terkena noda cream soup itu, namun Zeev tak menghiraukan hal tersebut karena kini yang menjadi fokusnya adalah tangan Mikayla. “Aku nggak nyangka Mika bisa seceroboh itu.” Ucap Zeev dengan kesal. Kemudian seorang waitress masuk ke toilet wani

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN