Pesta dilengkapi live musik, membawakan lagu-lagu yang menyenangkan. Kaflin tidak diam di tempat, ia di dampingi Bunga mendatangi teman-temannya, menerima ucapan selamat. “Mereka serasi, Pah. Akhirnya kita bisa melihat harapan itu ada. Harapan Kaflin move on dari Shenna.” Kata Fani. Suaminya mengangguk setuju. Ami menggenggam tangan gemetar, sekuat hati menahan matanya yang perih agar tidak menangis di sana. Cukup, tidak lagi.. Ami. Batinnya. “Ami..” sebuah sentuhan di tangan menyentaknya. Ia menoleh, mengangkat pandangan. Anna di hadapannya menatap khawatir. “Muka kamu pucat.” Satu-satunya menyadari kehadirannya adalah Anna. Ami tersenyum kecil, “Aku tidak apa-apa kok, Mbak.” Bahkan suaranya bergetar. “Really?” tanyanya tak yakin. Ami hanya mengangguk. “Kamu lihat pintu itu?