Ami terdiam, kembali di buat syok atas penuturan Kaflin. Saat Kaflin akan berbalik, Ami mencekal lengannya. “Sungguh Pak dokter menyayangiku? Bagaimana dengan Mbak Shenna di hati Pak dokter?” Kaflin berhenti melangkah dan kembali menghadapnya. Ami susah payah menelan ludah. Wajar saja bila ia ragukan? Beberapa wanita saja gagal, wanita yang Ami rasa lebih segalanya dari Ami, tetap kalah oleh Shenna meski wanita itu telah lama menghilang dari hidup Kaflin. “Aku tahu cepat atau lambat, pertanyaan ini akan kamu berikan padaku.” Kaflin tidak terlalu terkejut. “Shenna hanya akan jadi bagian masa lalu, kisah kami sudah sepantasnya terkubur. Dia tidak akan kembali. Aku sudah menerima hubungan kami yang telah berakhir. Kamu pernah bilang padaku.. apa kamu ingat apa yang kamu tulis di surat