Drrrtt! Drrrttt! Sebuah getar ponsel menarik Kaflin, ia meraihnya. Senyumnya hampir terlihat mengira Amira, tetapi ia malah melihat sebuah nomor tidak di kenal. Kaflin mengira spam, hendak menghapus tanpa membuka tetapi geraknya tertahan, Kaflin membukanya dan mengeratkan pegangan pada ponsel saat melihat sebuah foto hitam putih dan blurb, tampak belakang seorang gadis duduk. Tidak ia kenali. Kaflin penasaran coba menelepon, tetapi nomornya tidak dapat di hubungi. “Aneh.” Gumamnya. “Apa yang aneh?” tanya Putra penasaran. Kaflin menarik napas, pilih tidak membahas lebih lanjut. “Pesan Spam.” Ia letakan kembali ponsel, memeriksa laporan kesehatan pasien yang di tanganinya. Putra tetap di sana, selanjutnya bicara serius tentang beberapa kasus pasien yang sama-sama mereka tangani h