Saat Ami akan menunduk mengambil cincin yang jatuh, Kaflin mendekat dan mengambilnya. Perut Ami yang sudah bulat membuatnya pasti akan sulit menunduk. “Jangan salah paham dulu, Ami.” Cegahnya sambil meraih kotak dari tangan Ami kemudian mengembalikan cincin tersebut ke kotaknya. Ami menarik napas dalam-dalam, bagaimana ia tak salah paham jika masih menemukan benda memorial tersimpan di sana, “aku tidak akan salah paham kalau semalam kamu langsung jelaskan. Kamu pasti tahu kalau aku menatap kotak yang jatuh itu penasaran, Mas.” Semalam Kaflin malah cepat-cepat simpan ke brangkas seolah ingin disembunyikan dari Ami. “Itu hanya cincin, tidak ada artinya.” Kaflin mengatakan. Masih hanya menggunakan handuk yang terbelit rendah di pinggang. Ami untuk tetap menatap pada wajah, bukan pada