“Ayah dan ibu ngapain?” seru Megan dengan suara lantang bak petir. Bersemangat sekali. Sampai- sampai tubuh Mutia yang tertidur itu pun terlonjak kaget. Tidak menjawab, tatapan Azka justru beralih kepada Farel. Tatapan itu terkesan tajam dan mendominasi. Jelas tatapan protes. “Kenapa kau tidak ketuk pintu dulu, Farel?” Azka geram. Tidak sepatutnya adegan dewasa tadi ditonton oleh Megan. Tapi pasti si kecil itu tidak mengerti apa yang dilakukan oleh Azka dan Aysa barusan. “Maaf, aku tidak beriringan dengan Megan tadi. Aku kewalahan mengejar Megan di belakangnya, Megan berlari terlalu kencang,” jelas Farel merasa bersalah, namun juga canggung. Ah, mengingat bosnya mesraan dengan sang istri, Farel jadi ingin cepat- cepat nikah. Kapan ia bisa berduaan dengan wanita? “Jadinya d