Xander telah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit canggih di Timur Tengah. Ia telah melewati masa kritisnya dan baru sadar. Ia berbaring di ranjang perawatan. Tubuhnya lemah karena kekurangan darah dan separuh tubuh dan wajahnya terluka parah karena ledakan bom. Luka-luka itu sekarang sudah dibalut. Pipi kirinya ditutupi perban. Wajahnya pucat dan pandangannya agak kabur. Richard dalam pakaian pasien dengan beberapa luka dibebat di lengannya. Wajah dan beberapa bagian tubuh lainnya hanya mengalami luka goresan akibat percikan bom. Begitu juga Marcus, karena mereka berada berdekatan saat ledakan bom bunuh diri itu terjadi. Marcus berdiri mendekati Xander, sedang Richard sedang konsentrasi pada laptopnya. "Bagaimana keadaan Kimberly?" tanya Xander. Itu kalimat pertama yang diucapkannya