Terima kasih

1762 Kata

Arfan melirik Ken lewat pantulan spion dalam mobil. Bukan ia tak menyadari sedari tadi Ken seperti terlihat tengah memikirkan sesuatu. Pria tersebut juga terlihat tak berhenti menatap layar ponselnya. “Ada apa?” Arfan bertanya dengan kembali melirik Ken sekilas dan kembali mengarah pandangan lurus ke depan pada jalanan yang cukup lengang. Ken hanya diam tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel di tangan. Sejak ia mencoba menghubungi Aurora di rumah sakit, wanita itu tak juga menjawab panggilan. Bahkan pesan darinya pun tidak dibuka. Ken menyadarkan siku tangannya pada jendela dan menatap keluar jendela dengan sorot mata yang tak terbaca. Ia mencoba berpikir positif mungkin Aurora memang sedang sibuk. Bisa jadi restorannya kembali dibooking untuk sebuah acara seperti waktu itu, pikirnya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN