Ken menatap langit kamar dalam diam dimana saat ini ia tengah berbaring di atas ranjang. Kemudian ia menoleh, mengarah pandangan pada ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya. Badannya terasa pegal setelah acara kencannya hari ini, tapi yang ia khawatirkan adalah Aurora. Apakah kakinya sudah baik-baik saja? Ah, tidak, apa ia sudah tidak apa-apa? Mengingat ia melihat Aurora susah berjalan dan lagi, Aurora menolak saat Arfan akan mengantarnya pulang dan memilih mengemudi sendiri dengan kondisi kakinya seperti itu. Tiba-tiba wajah Ken terasa panas sampai telinga. Ia kembali menatap langit kamar berharap keinginannya untuk menghubungi Aurora sirna. Ia kembali teringat apa yang terjadi tadi siang di dalam mobil di bawah guyuran hujan. Tangannya pun terangkat menutupi wajahnya yang teras