"Ada apa lagi?" Laura bertanya. Ingin tahu apa yang sedang Zea pikirkan saat ini. Laura tahu beberapa waktu belakangan Zea memang sering murung. Tapi, sejak semalam perempuan yang selalu ia jaga dan awasi seluruh kegiatannya tersebut tampak murung dan sedikit pun tidak berbicara. Sekarang, bahkan Zea hanya duduk diam di sofa kamar sembari melamun. Karena khawatir, Laura mendekat dan ikut duduk bersisian dengan perempuan itu. Bermaksud untuk mendengarkan apa yang mungkin akan Zea ceritakan kepadanya. "Aku sedang kesal." Laura berdecak lalu tersenyum. Wajahnya kentara seperti mengolok. Karena menganggap sudah saling dekat, keduanya tidak canggung lagi menunjukkan ekspresi satu sama lain. "Paling tidak jauh-jauh dari soal Tuan Edgar." Zea mengangguk. Perempuan itu hela napasnya berulan

