Part 42

1163 Kata

"Nyuruh cepet-cepet kawin tapi ujungnya pilihan Andra malah dinyinyirin. Mama dengarkan barusan, anak Mama yang bilang kalau dia pacar Andra, tapi di depan Mama Papa dia justru menolak. Nggak heran sih kalau dia nolak, wong camernya saja modelan kayak Mama." Kini suasana benar-benar sunyi, rasanya canggung sekali mendengar Ibu dan anak saling melemparkan kalimat sarkas dengan sorot mata yang saling membunuh. Sangat berbeda sekali pundungnya orang kaya, bahasanya halus tapi nyelekit langsung ke ginjal, berbeda dengan Mamiku yang kalau ngata-ngatain aku sudah keluar seisi kebun binatang lengkap dengan penghuni lapas. "Kamu tuh ya Ndra nggak ada sedikitpun ngehargain Lili disini." Aku kira perdebatan ini sudah akan berhenti saat keheningan sempat melanda, rupanya aku keliru karena kini Mam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN