"Lantas bagaimana dengan Anda, Mamanya Nairan? Anda pernah memanggil Mas Andra saya dengan panggilan istimewa tersebut?" Aku berhenti mengoleskan sleeping mask yang tengah aku coba di punggung tanganku untuk melihat seperti apa reaksinya, dan benar saja, Shireen terkejut dengan pertanyaanku. Perempuan dihadapanku ini tidak bisa menyembunyikan rasa tidak percayanya, tanpa sebenarnya dia harus bertanya dia pasti tahu apa jawabannya. "Hubungan kalian sejauh itu sampai dia menceritakan hal-hal yang sudah lama berlalu?" Aku mengangkat bahuku pelan tidak acuh. "Semuanya mengalir begitu saja, Mamanya Nairan. Mas Andra melihat sisi terburuk dalam kehidupanku, dan rupanya dia membagi hal yang sama dengan apa yang aku rasakan tanpa aku minta. Menyedihkan memang mendapati seorang pria dengan segal

