Tianli Academy

2705 Kata
"Semuanya sudah siap yang mulia." Ouyang Jiayi memberikan sebuah pedang pada pangeran Li Zhan, "Anggota lain sudah menerima suar. Selain Jiming, dua anggota lain akan segera tiba akademi."   Pangeran Li Zhan yang lumpuh, secara mengejutkan kini tengah berdiri. Dia tidak menggunakan tongkat, kursi rodanya bahkan sudah tidak terlihat. Dan yang lebih mengejutkan, sang mantan Putra Mahkota nampak berjalan dengan santai tanpa adanya tanda-tanda bahwa dia akan jatuh. Pangeran Li Zhan tidak lumpuh! Lebih tepatnya, dia telah sembuh!   *_   Apa yang terlihat tadi, saat pangeran Li Zhan duduk di atas kursi roda dan nampak seperti orang cacat yang tidak bisa melakukan apa-apa, nampaknya tidak bisa lagi disebutkan lagi. Jangankan berjalan seperti orang normal, atau berlari dengan kekuatan penuh, pangeran yang seharusnya bergelar Putra Mahkota kota itu pun sanggup melompati tembok istana yang tinggi. Tubuhnya yang tinggi dan ramping terlihat seperti bulu saat dia melompati tembok istana dan mendarat dengan sempurna di sisi tembok yang lain.   Ouyang Jiayi segera menyusul, di mendarat di tanah dengan sempurna. Armor besi yang selalu melekat di tubuhnya kini telah dicopot. Hanya ada pakaian sutra berwarna putih gading dengan ornamen emas di sana-sini. Benar-benar menunjukkan seorang pemuda bangsawan yang kaya raya.   "Yang mulia, Weimiao anda." Ouyang Jiayi menyerahkan sebuah caping bertudung yang terbuat dari anyaman bambu pada pangeran Li Zhan. "Oh, terimakasih." Pangeran Li Zhan segera memakai caping yang juga memiliki penutup di depannya itu.   Memakai pakaian simpel berwana hitam dan merah tua, sosok pangeran lemah yang selalu melekat padanya telah benar-benar menghilang. Wajah tampan Li Zhan terhalangi oleh kain hitam transparan yang terpasang di Weimiao-nya.   Kuda yang dikendarai oleh pangeran Li Zhan dan wakil jenderal Ouyang Jiayi adalah kuda terbaik, dengan stamina terbaik, apalagi jika jarak yang akan mereka tuju hanya berada di dalam ibukota, maka hanya dalam kurun waktu enam dupa saja mereka sudah sampai di depan gerbang akademi Tianli. (Waktu satu dupa sama dengan lima menit)   Hampir di waktu yang bersamaan, kuda coklat juga berhenti di depan gerbang akademi Tianli. Yang menunggangi kuda itu adalah seorang pemuda cantik yang memakai jubah berwarna biru muda. Di balik weimiao-nya yang berwarna putih, terlihat senyuman di wajah pemuda itu. Pemuda itu segera mengangguk sebelum akhirnya ketiganya masuk ke dalam akademi bersama-sama.   Tidak banyak orang di dalam bangunan itu. Hanya ada beberapa murid yang bisa dihitung dengan jari. Beberapa murid itu langsung memberi hormat ketika mereka melihat ketiga orang bertudung itu.   "Shizun Lian, Shizun Ouyang, Shizun Lu." Kata seorang kepala murid. "Oh, pergilah melanjutkan kegiatan kalian." Kata pangeran Li Zhan.   Murid-murid di akademi Tianli tidak pernah mengetahui bahwa orang yang tengah berbicara di depan mereka itu adalah seorang pangeran. Mereka hanya mengetahui bahwa dia adalah dermawan, manusia berhati dewa, dan baik hati bernama Lian Ge.    Baru saja ketiga pemuda tampan itu memasuki ruangan khusus, mereka sudah disambut oleh salah satu pria yang memiliki penampilan sangat berbeda.  Rambutnya seputih salju, matanya biru dan sama sekali berbeda dengan mata pria dataran tengah kebanyakan, kulitnya bahkan hampir sepucat mayat.    "Yang mulia." Kata pria berambut putih itu.  Li Zhan mengerutkan dahinya ketika dia berkta, "Aku sudah mengatakannya berkali-kali padamu. Jangan panggil aku 'Yang Mulia.' Di akademi ini aku adalah Lian Ge, jadi Jiming ge…"    Pangeran Li Zhan meletakkan tangannya di pundak pria berambut putih bernama Jiming itu dan berkata, "Gege tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu lagi. Ah, jangan bersikap formal juga padaku. Aku adalah Lian Ge didi."   (哥哥/Gege : Kakak laki-laki, 弟弟/Didi: Adik laki-laki)   (Note; Penggunaan karakter “Ge”  yang digunakan pada nama Lian Ge dan sebutan “Gege/kakak laki-lak” di sini berbeda. Jadi Lian Ge adalah nama dan tidak artikan sebagai “Kakak Lian”)   Pria bernama lengkap Shen Jiming itu adalah satu-satunya anggota utama akademi Tianli yang tidak berasal dari keluarga bangsawan. Bukan dari bangsawan ibu kota tepatnya. Dia adalah pria awet muda yang selalu berusia dua puluh lima. Besar di lembah Xinjiang, Shen Jiming merupakan tuan muda terhormat dari sebuah sekte obat yang ada di lembah yang sama. Selain mahir dalam ilmu pengobatan, dia juga mahir dalam seni bela diri dan taoisme.    Tidak melihat satu anggota terkahir, pangeran Li Zhan tidak bisa tidak bertanya, "Kemana bocah itu?" "Aku disini sepupu putra…" Pemuda dengan suara ceria itu segera mengulangi ucapannya saat tatapan Li Zhan hampir membunuhnya, "Lian Ge Gege, aku disini" "Berhati-hatilah dengan ucapan dan langkahmu. Jangan ceroboh." Kata Li Zhan acuh tak acuh.   Pemuda yang baru saja tiba itu adalah Qiqing He, anggota termuda akademi Tianli. Dia juga adalah sepupu pangeran Li Zhan yang berasal dari sisi permaisuri. Ibu Qiqing He adalah adik kandung permaisuri Li Hua, dan karena itu pula, permaisuri Liu Hua amat sangat menyayangi dan memanjakan keponakannya itu.   Qiqing He di lain sisi, dia adalah pemuda ceria berbakat yang selalu mengikuti pangeran Li Zhan kemanapun sang pangeran pergi. Qiqing He akan selelu manggil pangeran Li Zhan dengan sebutan "Sepupu Putra Mahkota", karena di mata Qiqing He, Li Zhan adalah Putra Mahkota yang asli.   Rapat dadakan untuk membahas permasalahan bandit yang meresahkan di jalur sutra diadakan!   Qiqing He adalah orang yang menyelidiki secara langsung perkembangan kasus ini, jadi pemuda yang tidak pernah mau mengikuti ujian kekaisaran itu adalah orang yang tepat untuk menjabarkan apa yang telah dilihatnya.   "Sepupu..., ah maksudku, Lian Gege. Aku telah menyelidiki kasus ini semenjak tiga bulan belakangan. Di dua bulan terakhir, kondisi masih bisa katakan tidak terlalu berbahaya. Para bandit mungkin hanya akan menjarah para pedagang-pedagang kaya tanpa melukai mereka." Qiqing tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah meja. Jarinya yang ramping terlihat mengambil kuas, mencelupkan kuas itu ke dalam tinta dan mulai menggambar sesuatu di kertas.   Tuan muda Qiqing itu adalah seroang ahli 4 seni, jadi bahkan ketika tangannya sibuk menggambar sesuatu dan mulutnya berbicara di waktu yang bersamaan, kualitas gambar Qiqing He masih bisa dikatakan sangat bagus. (Fourth arts: Four main academic and artistic accomplishments requires of anchien Chinese scholar-gentleman. They are Qin (Seven string instrument), qi (strategy game of Go/Chinese), and Hua (Chinese painting). Note: 4 seni berbeda dengan 6 seni. Keterampilan 4 seni menyangkut seni dalam artian keindahan. Sementara keterampilan 6 seni yang dikuasai oleh Lu Lixue adalah keterampilan yang juga melibatkan seni bela diri dan kemampuan intelektual.)   "Mulanya mereka hanya akan melakukan aksinya di titik A." Qiqing He menunjuk sebuah titik di peta yang baru saja digambarnya itu. Dia melanjutkan, "Tapi kini mereka juga membagi diri ke beberapa titik. Titik B di pertengahan dan titik C yang merupakan jalur pertama yang akan dilalui pedagang yang datang dari Barat."   "Yang Mu.., Lian Ge..., Aku bisa mengumpulkan pasukan militer keluarga Ouyang untuk membantu." Kata Ouyang Jiayi dengan ekspresi dingin di wajahnya yang tampan.   "Tidak." Kata Li Zhan, "Kita tidak bisa melibatkan klan mu. Kita tetap harus menggunakan pasukan istana."   Pandangan Li Zhan beralih ke pemuda cantik yang tengah memainkan kipasnya dengan anggun. Pria itu tidak berbicara dan hanya memamerkan ekspresi lembutnya. Dan ketika tatapan pangeran Li Zhan melubangi tubuhnya, Lu Lixue langsung batuk kering.   “Ah, pengadilan kekaisaran tidak pernah atau bisa dikatakan belum pernah mengangkat masalah ini. Perang di perbatasan benar-benar menjadi fokus utama Yang Mulia Kaisar.” Li Xue menutup kipasnya yang sama cantiknya dengan dirinya ketika dia berkata dengan ekspresi serius, “Apa rencanmu Ge? Apa kau akan memanfaatkan pengadilan kekaisaran?”   Seorang pangeran kekaisaran yang terlibat dalam pengadilan kekaisaran adalah hal yang umum, namun Li Zhan sudah lama sekali atau bahkan tidak pernah mengikuti jalannya diskusi di pengadilan. Para pangeran lain memang telah memasuki pengadilan kekaisaran saat usia mereka mencapai lima belas, tapi karena Li Zhan dikenal sebagai pangeran yang lumpuh, jadi dia tidak pernah menampakkan dirinya.   “Aku sendiri yang akan berbicara dengan Kaisar.” Kata Li Zhan. “Ge!” Qiqing He terlihat sangat berlebihan ketika dia bereaksi terhadap ucapan Li Zhan itu. Sementara ketiga orang pemuda lainnya masih berusaha bersikap tenang.   “Apa yang akan kau lakukan? Kau akan menampakkan dirimu yang asli?” Tanya Shen Jiming.   Li Zhan diam selama beberapa detik, terlihat berpikir, dia kemudian berkata, “Di istana dan di mata orang-orang, aku tetaplah pangeran yang lumpuh, dan itu tidak akan pernah berubah. Aku akan tetap muncul di pengadilan kekaisaran esok hari. Biarkan aku mengurus masalah ini.”   * Keesokan harinya di pengadilan kekaisaran…   Agenda rapat yang dibahas sejak sepekan yang lalu adalah perang perbatasan yang terjadi antara Tang Agung dan Dongyang. Entah apa yang telah dilakukan oleh para pejabat dari dua fraksi besar di istana itu sehingga akar permasalahan belum mereka temukan.   Li Zhan dengan kursi rodanya memasuki aula istana dengan bantuan dari Lu Lixue. Melihat sosok pangeran yang tidak pernah terlihat sebelumnya, para pejabat tidak bisa tidak terkejut. Ekspresi terharu muncul di wajah paman Li Zhan, Liu Qingge. Melihat keponakannya berada di pengadilan yang seharusnya telah menjadi tempatnya, kakak kandung peraisuri Liu Hua itu tidak bisa menyembunyikan rasa harunya,   “Yang mulia.” Liu Qingge berjalan dan menyapa Li Zhan. “Paman, sudah lama sekali aku tidak melihat paman.” Li Zhan mengambil tangan Liu Qingge dan menggenggamnya dengan erat.   Penampakan mantan Putra Mahkota itu bahkan lebih mengerikan bagi fraksi timur. Putra Mahkota yang duduk di samping Kaisar Li An bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya pada Li Zhan. Sementara Kaisar Li An sendiri merasakan emosi yang tak terdefinisikan. Tanpa disadari, Kaisar Li An berdiri dari kursi naganya dan berjalan mendekat ke arah putranya yang sedang duduk di kursi roda kayu itu.   “Zhan ‘er, kau disini.” Kata Kaisar Li An. Ada bendungan kolam air mata di mata tua Kaisar Li An. (Imbuhan Er' di sini dapat didefinisikan sebagai "nak")   Li Zhan memaksakan dirinya untuk berdiri, dia akan bersujud di bawah kaki Kaisar, tetapi kebenaran akan kesembuhannya masih tetap akan dia rahasiakan. Jadi sebuah situasi haru tiba-tiba menghantam seluruh ruangan aula istana ketika Li Zhan yang berusaha untuk memberi hormat, terjatuh dari kursi roda kayunya.   “Zhan ‘er!!” Kaisar Li An berteriak dan langsung berlari ke arah putranya. “Yang mulia!” Orang-orang di aula juga tidak kalah kaget.   Ekspresi terkejut di wajah putra makota Li Fang tiba-tiba sirna ketika dia melihat ayahya, Kaisar Li An, berlari ke arah Li Zhan. Dari bagaimana perlakuan ayah kekaisarannya itu pada putra pertamanya, Li Fang bisa mengetahui bahwa kasih sayang kaisar Li An pada Li Zhan masih sangat besar, mungkin lebih besar dari kasih sayang yang dia terima.   “Zhan ‘er, apa yang kau lakukan?! Kenapa kau berdiri?!” Kata Kaisar Li An, ekspresi di wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang amat sangat besar.   “Putramu ini tidak berguna ayah.” Kata Li Zhan dengan sedih, “Putra ini hanya ingin memberi sujud hormat pada ayah kekaisaran, tapi aku hanya mengacaukannya.” Li Zhan sangat menyedihkan saat ini, membuat Lu Lixue yang selalu berdiri bersamanya menjadi sedikit keheranan.   “Yang mulia, kau terlalu berusaha keras. Tunggu saja, aku akan menceritakan ini pada anggota akademi.” Pikir Lu Lingxue.   Target telah memasuki jebakan, saatnya untuk menangkapnya! Melihat kaisar Li An telah termakan drama murahannya, Li Zhan langsung berkata, “Ayah, aku mendengar ada banyak para bandit di jalur sutra. Putra ini mendengarkan para pelayan yang berbicara mengenai rumor yang menghebohkan klan pedagang ini. Putra ini merasa tidak berharga karena tidak bisa melakukan apa-apa.”   Li Lixue, “….” “Masalah ini memang sudah parah.” Kaisar Li An menarik janggutnya yang panjang, “Tapi kita masih terfokus dengan perang di perbatasan. Kita tidak bisa mengirim pasukan untuk pergi ke sana.”   “Itu benar yang mulia, ibukota juga harus dilindungi.” Yang berbicara ini adalah ketua fraksi timur, sekaligus paman Putra Mahkota Li Fang, Chu Ling.   Li Zhan melirik orang yang baru saja berbicara itu dengan acuh tak acuh. Bulu matanya terkulai ketika dia memejamkan matanya selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali bersuara, “Ayah, izinkan putra yang tidak berharga ini untuk berbicara. Bisakah aku memberikan saran atas permasalahan ini?”   Terdengar bisikan-bisikan sinis dari para pejabat fraksi timur ketika mereka mendengar ucapan Li Zhan itu. Sindiran yang cukup berani yang dilontarkan didepan wajah pangeran Li Zhan datang dari ketua fraksi timur, Chu Ling, “Yang mulia, tolong jangan membebani diri yang mulia sendiri. Bahkan Putra Mahkota Li Fang yang selalu hadir di pengadilan sudah berusaha…”   “Zhan ‘er, bicaralah.” Kata kaisar Li An, “Tuan Chu tolong diam, mari kita dengarkan pendapat pangeran kedua.”   Chu Ling menggertakkan giginya dan tidak lagi berbicara. Dia tampak sangat malu.   “Tang memiliki pasukan militer terbaik dan sangat mencukupi. Dan armada kita bahkan terkenal karena mampu berperang di lautan lepas. Sebelum genjatan senjata berikutnya terjadi, aku menyarankan untuk memancing pasukan Dongyang ke laut dan berperang di lautan lepas.” Kata Li Zhan, “Pasukan akan dibagi menjadi tiga. Sebagian besar pasukan akan berperang melawan penjajah, dua puluh lima persen akan berada di ibukota serta dua puluh lima persen sisanya akan menumpas bandit di jalur sutra.”   “Itu adalah ide yang bagus, tapi yang mulia…” Liu Qingge berkata, “Bagaimana caranya kita memancing mereka ke lautan lepas.”   “Itu mudah.”Kata Li Zhan, “Kita harus membakar kapal tempat mereka menyimpan persediaan makanan dan senjata mereka. Ini adalah serangan pertama yang akan membuat tentara Dongyang kewalahan. Mereka tidak akan bisa berperang jika mereka kehabisan bahan makanan dan senjata. Serangan kedua akan kita luncurkan saat mereka tengah terfokus ke kapal mereka.”   Kaisar Li An mengangguk, dia tersenyum dan berkata, “Itu benar. Aku heran, kenapa kalian semua tidak bisa memikirkan ide hebat seperti ide yang baru saja dikatakan oleh pangeran kedua.” Wajah Putra Mahkota Li Fang tampak suram, dia merasa kalah telak. Keberadaannya selama bertahun-tahun di pengadilan kekaisaran bahkan tidak pernah mendapatkan senyuman apalagi pujian dari kaisar Li An.   “Ucapan pangeran kedua memang benar. Tapi mengingat bahwa pasukan kita mengalami masalah besar dengan banyaknya prajurit yang mati, aku rasa membagi pasukan militer Tang Agung menjadi tiga bagian kurang tepat.” Tidak ingin di anggap remeh, Li Fang akhrinya buka suara.   Semua orang yang ada di aula istana menatap ke arah keduanya. Mereka benar-benar menatikan jawaban yang akan diberikan oleh Li Zhan atas pertanyaan Li Fang. Ini adalah adu pemikiran yang tergolong langka, di mana mantan Putra Mahkota Li Zhan melawan Putra Mahkota Li Fang.   Li Zhan menatap Li Fang, tatapannya jatuh ke kursi tempat Li Fang duduk. Jika saja dia tidak lumpuh, maka pastilah dirinya yang akan duduk di kursi itu. Tidak ingin terlalu mengorek luka masa lalunya, Li Zhan berkata, “Putra Mahkota bertanya padaku, tentu saja aku harus menjawabnya. Menghitung jumlah pasukan yang ditempatkan di ibukota, aku rasa itu terlalu banyak mengingat perang di perbatasan masih bisa di atasi oleh para prajurit terbaik Tang. Dari pada membiarkan puluhan ribu pasukan berfokus di ibukota dan menunggu sesuatu yang belum tentu terjadi, mengapa tidak mengirimkan seribu pasukan ke jalur sutra untuk menumpas para bandit. Ah..” Li Zhan tersenyum, “maka itu bukanlah dua puluh lima persen, aku hanya mengusulkan satu persen pasukan kita untuk pergi ke jalur sutra dan memberantas para bandit.”   Tatapan Li Zhan beralik ke kaisar Li An, “Ayah, perihal banyaknya prajurit kita yang gugur.., aku rasa itu karena kesalahan teknis.”   “Apa maksudmu Zhan ‘er?” Tanya kaisar Li An.   “Aku tidak akan berani berbicara disini sekarang jika aku tidak memiliki bukti atau fondasi. Aku mungkin hanya diam di paviliunku dan membaca buku, tetapi karena membaca buku itulah aku menjadi tahu sesuatu.” Li Zhan berkata, “Pengawal, bawa barang itu kemari.”   Sebuah armor berat di bawa oleh salah seroang prajurit, ada pula pedang dan tameng yang biasa digunakan oleh para prajurit. Tidak mengerti dengan maksud putranya, Li An tidak bisa tidak bertanya, “Apa maksudnya ini?”   “Benda-benda rongsokan inilah yang membuat prajurit kita mati!” Li Zhan mengambil sebuah pedang tumpul yang dibawa oleh salah satu pengawal dan menusukkannya ke armor itu. Dan dalam sekejap, benda tumpul yang sama sekali tidak tajam itu berhasil menembus armor berat.   “Ini..ini.., apa yang sebanarnya terjadi? Bukankah armor dan senjata kita adalah senjata terbaik yang dipesan langsung dari Gogoryeo?” Kaisar Li An tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya itu.   “Korupsi, ada orang yang sengaja melakukan hal ini ayah.” Tatapan Li Zhan menyapu fraksi timur, membuat para aggota fraksi timur, termasuk Putra Mahkota merasakan bulu kuduk mereka berdiri. Li Zhan berkata, “Aku rasa, masalah ini bisa kita rapatkan di pengadilan kekasaran selanjutnya.”

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN