Pagi harinya Zevannya terbangun karena dia merasa ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Tidak hanya itu, tangan tersebut juga menariknya sehingga membuat tubuhnya, dan si pemilik tangan tanpa celah. Zevannya membuka mata dan tersenyum. "Selamat pagi Adrian, kamu sudah bangun?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur. Adrian tidak lekas menjawab. Dia hanya menghirup udara, dan menghembuskannya perlahan. Setelah itu Adrian mengecup tengkuk istrinya lambat beberapa kali. "Selamat pagi, Sayang. Terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan aku. Aku tidak tahu bagaimana caranya kamu bawa aku kembali ke rumah ini, tetapi aku yakin aku pasti bisa pulang karena kamu. Kamu yang sudah berusaha untuk melepaskan aku dari cengkraman Mona." Zevannya membalikkan tubuhnya menjadi berhad