HARI SIBUK

1718 Kata

Zevannya disibukkan dengan pekerjaannya seperti biasa. Ada banyak berkas yang masuk ke dalam email-nya, dan menuntut untuk segera diselesaikan. Ada rasa penat yang menghampiri, tetapi Wanita itu tampak berusaha untuk tetap mengerjakan apa yang semestinya dia kerjakan. Ponselnya berdering, tanpa menatap ke arah sana, wanita itu langsung saja menerima panggilan yang masuk. Pada dasarnya, Zevannya tidak ingin membuat seseorang menunggu. “Selamat siang, dengan Zevannya di sini. Ada yang bisa saya bantu?” sapanya ramah. Wanita itu meletakkan ponselnya di antara telinga, dan juga bahu, sementara kedua tangannya kembali menari di atas keyboard. “Selamat siang, Bu Zevannya. Saya Tian, dari perusahaan Sunesa Sejahtera ingin menawarkan sebuah Kerjasama. Apakah siang ini kita bisa bertemu untuk me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN