Zevannya sudah tidak sabar untuk menemui Adrian. Rasa rindu yang dia rasakan sudah meletup-letup seperti kawah merapi. Hujanpun mungkin tidak akan menyegarkan hatinya yang gersang. Membayangkan wajah tampan dan senyumannya membuat Zevannya melambung dalam khayalan. Mungkin dia telah jatuh cinta untuk kedua kali padanya. Dan yang Zevannya rasakan ini lebih besar sekarang. Bahkan, sentuhannya, cara bicaranya, semua tentang dia terbayang jelas di pelupuk mata Zeva. "Pak, tolong agak ngebut ya, ke alamat yang saya sebutkan tadi," Perintah Wanita itu pada supir taksi yang dia tumpangi. Aneh, Zevannya merindukan Adrian sampai seperti ini. Seperti sebulan tidak bertemu. Sesampainya di kantor, Zevannya melangkah cepat ke arah lift khusus ke ruangan Adrian. Dia tidak perduli dengan komentar karya
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari