Tsamara terdiam, kembali menyadari kesalahannya, telah membiarkan Alana diselimuti kebimbangan selama puluhan tahun. “Tsamara, dia harus menjalani tes dna, biar dia tenang. Kasihan anakmu itu, dia dimusuhi Damian dan keluarganya dan aku yakin dia sudah menjadi target Rubiantara, karena sudah terlibat sangat jauh. Pikirkan masa depan Alana, karirnya bisa saja tertutupi karena bayang-bayang Rubiantara. Mereka jahat sekali, Tsamara, sampai-sampai anak-anakku mereka hasud untuk tidak bertemu aku lagi, padahal aku ini papa kandung mereka. Dua-duanya perempuan, Tsamara. Kamu taulah Damian itu dulu bagaimana, bisa saja dia yang akan memangsa anak-anakku. Bahkan dia sempat dekat dengan Alana, ‘kan?” Mendengar kata-kata Agung yang menggebu-gebu dan mengingat kembali sepak terjang Damian di masa