Muka Alana merah padam mendengar balasan Fiza, ingin dia membalas balik, tapi Fiza sudah tidak peduli dan masuk ke dalam mobilnya, lalu menyalakannya. “Awas kamu, Fiza!” ancam Alana penuh dendam. “Awas apa, ha? Mau tes ke ujung dunia aku yakin kamu bukan anaknya! Pikir pakai otak, jangan pakai perasaan dendam. Ingat wajahku kalo kamu benar-benar tidak terbukti benih dari Rubiantara!” pekik Fiza yang kesalnya sudah di ubun-ubun, dan dia merasa puas bisa melawan Alana. Alana mengepalkan kedua tangannya saat melihat bagian belakang mobil Fiza yang menjauh dari pandangannya. Dia berdecak karena Fiza tidak lagi memihaknya. Beberapa saat kemudian, Alana berjalan menuju mobil SUV mewahnya dan duduk di depan setir dengan perasaan kesalnya. Baru saja dia menghidupkan mesin mobil, ponselnya b