“Kirim ambulan rumah sakit ke alamat rumah Leya, sekarang!!” Perintah pertama yang diucapkan oleh Rio ketika sambungan teleponnya terhubung, membuat orang di seberang telepon sana, kebingungan. “Pak, bisa diulang?” tanya Rendy kebingungan. “Kirim ambulan ke rumah calon istri saya, sekarang!” ulang Rio. Namun, belum sempat orang tersebut memberi pertanyaan lain, si empunya ponsel sudah memutuskan panggilan. Sambil menunggu bantuan datang, Rio pun segera membenarkan posisi Roni, lalu membaringkan pria paruh baya itu di tempat yang lebih datar. Ia cek kembali denyut nadi melalui leher, kemudian segera mengambil posisi dengan jari-jari saling bertauatan, lalu menumpukan telapak tangannya di atas d**a, hendak melakukan resusitasi jantung paru, untuk mengembalikan detak jantung Roni yang