“Ada apa datang ke sini?” Entah kenapa, pertanyaan pertama yang terdengar sangat ketus itu, tiba-tiba saja terlontar dari mulut Rio, ketika melihat sosok Tama, berdiri di hadapannya. Tak ada raut wajah bersahabat yang pria itu tampilkan. Nada bicara pun seketika berubah datar, apalagi tatapannya … dingin, dan menusuk. Pria tampan itu berjalan melewati Nadin dan Tama, yang masih berdiri di ambang pintu, lalu masuk dan duduk di atas kursi kebesarannya. Ia nyalakan perangkat komputer miliknya, sembari membuka berkas-berkas penting yang tersimpan di atas meja. Sedangkan Nadin dan Tama, yang ternyata kembali masuk ke dalam ruang tersebut, kini duduk di atas sofa yang tersedia, saling bersisian. “Ri … kenalin, dia Tama, mantan kekasih Leyana,” ujar Nadin, dengan sengaja. Wanita itu belu