Aku terus berselancar sambil tiduran. Entah jam berapa tadi malam aku benar-benar tertidur. Yang pasti, jantungku hampir saja copot saat dibangunkan dan dikejutkan oleh seorang wanita yang selama ini benar-benar aku rindukan. Istriku duduk di samping tempat tidur. Dia mendadak pulang tanpa kabar dan tanpa tanda-tanda. Sebuah surprise yang sebenar-benarnya. Untung saja tadi malam aku tidak ikut-ikutan menginap di Puncak. Tiara tidak banyak bicara, dia hanya tersenyum seraya mengecup wajah dan bibirku beberapa kali. Sebuah kebiasaan yang selalu dia berikan mengawali hari-hariku. Dengan bahasa yang sangat halus dan bisikan manja, dia memintaku untuk cuci muka dan gosok gigi. Nyawaku belum seutuhnya terkumpul, mataku pun belum bisa terbuka lebar karena silau dengan cahaya mentari pagi yan