Malam ini rembulan bersinar malu-malu. Sebagian cahayanya tertutup awan hitam yang berarak. Aku sedang duduk di atas sepeda motor opang. Ojek pangkalan yang dikendarai seorang lelaki dewasa, berusia kira-kira 40 tahunan. Motor melintasi jalan desa yang cukup gelap dan sepi. Aspalnya pun sudah rusak dan berlubang di sana-sani, memaksa sang pengendara opang mengerahkan dan meningkatkan fokus serta kehati-hatiannya. Kami bahkan tidak memakai helm. Sejak naik hingga hampir setengah perjalanan, aku tak banyak bicara. Menjadi pendengar setia sang Opang yang katanya dulu pernah menjadi preman kota dan juga berandalan kampung di masa mudanya. Dia bahkan menyampaikan juga kehebatan-kehebatannya dalam menaklukan musuh-musuhnya. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan tiga kali suara klakson yang sangat n