*** “Kenapa kamu bisa pulang sama dia, Marina?” tanya Luke tiba-tiba, memecah keheningan di dalam mobil. Sesekali, ia melirik Marina, kemudian menatap jalan yang terbentang luas di depannya. Marina, yang sejak tadi terdiam dan pikirannya dipenuhi oleh Willem, sontak menoleh kepada Luke. Ia menatap pria itu dengan kening berkerut. “Maksud kamu, sama Willem?” tanyanya, sedikit terkejut. “Ya,” jawab Luke singkat, nada malasnya jelas terdengar di telinga Marina. Sejenak, Marina terdiam, berusaha mencari alasan yang lebih masuk akal dan bisa diterima oleh Luke. “Kebetulan dia ada urusan pekerjaan di sini, jadi dia sekalian ikut,” jawabnya dengan hati-hati. “Kenapa rasanya kebetulan sekali?” ucap Luke kemudian, nada suaranya mengandung keraguan. Marina yang tadinya hendak menatap keluar je