15

884 Kata

Wajah Harum tampak pucat pasi terlihat lesu setelah Bos Besar itu pergi masuk ke dalam ruangannya. "Kok tumben sih Rum. Loe kenapa?" tanya Dyah pelan. Awalnya Harum hanya terdiam dan menunduk rasanya ingin menangis di marahi oleh Bos di depan karyawan lain. Bukan masalah dimarahinya, namun rasa malu dan statusnya sebagai karyawan teladan dan wanita yang perfeksionis pun hilang dalam sekejap karena suatu keteledoran. "Aku bingung Dee." ucap Harum pelan dan sangat lirih. Dyah pun menengok ke arah Harum dan menghampiri sahabatnya itu. "Sini aku bantu, Rum. Pekerjaanku sudah selesai, mungkin kalau hanya mengeprint aku masih sanggup." ucap Dyah dengan mantap. Harum hanya bisa melongo mendengar kata bantuan?! "Heh ... Kenapa sampai melongo gitu?!" tanya Dyah pelan menepuk kedua tangannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN