Pagi tepat pukul 07.39 WIB, Harum sudah sampai di pelataran parkir Kantor E&Y. Sudah Lima tahun Harum bekerja disini sebagai Ketua Tim Audit Eksternal.
Hampir setiap bulan ada perjalanan dinas untuk melakukan Audit dadakan di setiap Perusahaan yang menjadi kliennya.
Harum kini berusia 28 tahun. Usia yang matang untuk mencari pasangan hidup dan menikah. Tapi karier nya lebih penting daripada harus mengikuti trend wanita masa kini mengejar-ngejar pria atau menjadi pelakor untuk cepat menjadi kaya.
Sebenarnya itu malah menginjak injak harga diri wanita itu sendiri. Mungkin kepuasan batin akan di dapat tapi hidup kita di masyarakat, status sosial itu penting bahkan sangat penting.
"Pagi Harum.... " ucap Ari pelan dan tersenyum ke arah Harum saat akan memasuki lift menuju lantai yang sama.
"Pagi Ari .... " jawab Harum singkat dan ramah. Senyumnya juga terukir manis di bibirnya.
Harum ini tipe wanita ramah dan pandai bergaul hanya saja, Harum lebih protektif terhadap waktu. Sikap Profesionalisme juga Harum tunjukkan di Kantornya.
Lorong kantor yang cukup panjang dan berkelok. Harum berjalan lurus ke arah bilik meja kerjanya. Disini adalah rumah kedua baginya. Saat lembur hanya bilik ini menjadi teman saat menemani menyelesaikan tugas deadline. Tidak lupa absen pagi sebelum masuk ya... Ini karyawan teladan.
Harum pun duduk di meja kerjanya dan memulai aktivitas bekerjanya. Menyalakan laptop dan membuka agenda jadwal deadline. Lalu membuka email dan menyusun rencana selanjutnya.
Hanya fokus dan serius tanpa memperdulikan yang lain yang tidak penting kecuali memang untuk urusan pekerjaan dan audit yang akan di lakukan di luar kota.
"Pagi Harum.... " ucap Dyah pelan dan terburu-buru membuka laptop dan agendanya. Inilah Dyah sahabat Harum sejak awal bekerja di E&Y.
Mereka bersahabat dengan sifat dan karakter yang sangat bertolak belakang. Harum yang perfeksionis dan Dyah yang cuek dan teledor. Mereka berdua sama sama jomblo fisabilillah. Keduanya mencari jodoh untuk menjadi pangan halalnya kelak.
Untuk urusan ini pun keduanya memiliki perbedaan pendapat yang sering kali membuat mereka berdebat kecil.
"Pagi Dyah.... Kamu telat lima menit." ucap Harum pelan sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya yang mungil.
Dyah pun tampak cuek, memang ini bukan pertama kalinya Dyah di tegur oleh sahabatnya sendiri.
"Harum aku sampai parkiran jam 8 tepat." ucap Dyah membela diri.
"Itu diparkiran Dyah. Kita di lantai sepuluh. Cobalah untuk memanage waktumu agar tidak terlambat." ucap Harum pelan dan tersenyum.
"Ohhh... Harum sayang aku tidak bisa menjadi perfect seperti dirimu. Ngomong ngomong kamu lihat mouse aku?" ucap Dyah pelan yang sejak tadi mengobrak abrik meja dan lacinya untuk mencari mouse.
"Ini...." ucap Harum dengan enteng. Mouse elektrik berwarna hitam ada nama Dyah sebagai pemiliknya.
"What.... Sejak kapan mouse bisa berjalan dan bertamu ke bilik sebelah?." teriak Dyah dengan pelan.
"Kamu lupa kan? Kamu sendiri yang meletakkan disini." ucap Harum pelan. Tatapannya masih tetap fokus di depan layar laptopnya, hanya telinganya mendengar celotehan Dyah sahabatnya.
"Harum... jangan lupa nanti pulang kantor di Cafe Akustik. Biasa ada yang mau kenalan." ucap Dyah yang juga sedang membuka email perusahaan.
"Ya.... Aku gak lupa. Kamu tahu bukan seleraku? Gimana Ridho? Sudah berlanjut?" tanya Harum kemudian. Seminggu lalu Dyah mengenalkan Ridho kepada Harum. Entah ini gebetan sudah ke berapa kalinya tapi tetap saja selesai tanpa jejak.
"Lupakan Ridho... Ada yang baru lagi Harum." ucap Dyah terkekeh sendiri di depan layar laptopnya.
Harum hanya tersenyum tipis. Mencari jodoh ternyata tidak mudah. Kriteria utama Harum adalah TEPAT WAKTU. Pria yang menghargai waktu pasti akan menghargai hidupnya, termasuk CINTA dan PEKERJAANNYA.