Selamat membaca "Hempp!" Riana menepuk-nepuk punggung Alfa yang tengah menindihnya sembari melumat bibirnya dengan posesif. Alfa melepas ciumannya. "Kenapa?" tanyanya heran karena Riana tiba-tiba menghentikan aksinya. "Shhhttt!" Riana meletakkan telunjuk jari di depan bibir, lalu melirik ke arah pintu. Ia menajamkan indera pendengarannya ketika mendengar suara bisik-bisik di balik pintu. "Al, sepertinya Mama ada di depan pintu, deh." Alfa mengusap wajah kasar. "Mama itu memang benar-benar," geramnya kesal dengan kelakuan mamanya yang Naudzubillah Min Dzalik. Sempat-sempatnya jiwa ingin tahunya keluar di saat-saat seperti ini. Seperti tidak pernah muda saja. "Ma, sudah ayo balik ke kamar. Jangan malu-maluin," tukas Ridwan mulai merasa jengkel karena istrinya tak kunjung mendengarkan u