Dan dia tidak mau meminta lebih dari istrinya. Selain tetap bersama dengannya, apapun yang terjadi.
Dia merapikan tempat tidur sang suami. Meletakkan guling di sebelah kirinya.
“Sweety…”
“Tidak perlu…”
“Aku bukan anak bayi yang harus takut jatuh.” Ucapnya membiarkan sang istri melewati tubuhnya. Meletakkan guling itu tepat di sisi kirinya, seperti biasa.
Chandly hanya diam. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa, memperlakukan suaminya selayaknya seorang anak kecil.
Melihat suaminya dalam keadaan seperti ini membuat nyeri di hatinya semakin tajam. Tapi dia pikir kembali, dia harus bisa menerima keadaan, apapun yang terjadi.
Tidak mungkin dia bersikap seperti ini selamanya kepada suaminya, pikirnya. Jika dia memilih berpisah, apakah dia sanggup menemani hidup sua
