Akara melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah pukul delapan malam, dan dia harus pamit. Rasanya tidak sopan jika dia terus berada di rumah Bu Hanum. Ia tidak mau membuat tuan rumah menjadi perbincangan para tetangga karena menyembunyikan seorang pria di dalam rumah. Meskipun tidak bisa menjadi fitnah karena ada tiga wanita dewasa di sana. Akara yang sejak tadi memainkan rambut Hanna yang berbaring di atas pangkuannya hendak meminta gadis kecil itu bangun. Sampai kemudian ia sadar kalau Hanna sudah tertidur pulas, yang entah sejak kapan. “Biar saya bantu pindahkan, dimana dia tidur?” tanya Akara pada kedua wanita yang ada di hadapannya. “Biar saya saja.” Tolak Rianna halus. “Malam ini Hanna tidur di rumahnya. Karena sudah tiga hari ini dia tidur disini.” Ucap Bu Hanum menengahi.