"Dia adalah orang yang ingin aku ajak segalanya, melewati hari dan duduk bersama namun kenyataan menyadarkan ku jika aku harus ikhlas merelakannya bersama yang lain." Batin Febrian. "Om,,," Galuh kaget tapi Teo hanya menatap Galuh dalam diam. "Om lama sekali jadi Galuh mau susulin!" Sambung Galuh dan Teo langsung menarik punggung Galuh untuk dia peluk. "Oh ya. Perasaan aku baru saja naik!" Jawab Teo tapi Galuh hanya mencerbik kan bibirnya enteng, sementara Febrian juga langsung bangkit dari duduknya sembari menentang laptop dia sebelumnya. Enggan untuk menoleh ke arah Teo dan Galuh karena sudah pasti dia akan kembali merasakan rasa cemburu itu. "Rian. Apa kau sudah selesai!" Sapa Teo saat melihat Febrian hendak meninggalkan tempat duduk dia sebelumnya. Febrian terlihat menghela nafas d

