Bab 147. Masih Terjebak

1252 Kata

“Kalian makan siang di sini, ya?” Bianca menawarkan pada tamu-tamunya. “Ya oke deh kalau lo maksa,” seloroh Rissa dengan muka sok polosnya. “Heh, siapa yang maksa sih?!” Bianca nyaris menimpuk Rissa dengan mainan, kesal melihat wajah sok polosnya. Seketika, tawa renyah meledak di ruangan itu. “Kalian sudah lama dekat?” Azra yang sejak tadi masih bermain bersama Rara bertanya pada Zita yang duduk tak jauh darinya. “Kalau saya sama Bianca sudah temenan sejak kuliah dulu. Yang lain ketemu pas kerja,” jawabnya sopan. Azra tersenyum tipis, kembali menggoyang-goyangkan mainan kerincing di tangannya. Rara mengulurkan tangan, menggapai-gapai mainan kerincing itu. Zita melirik Azra, ia tahu bahwa ketiga bayi kembar itu sebenarnya adalah anak Azra. Ia juga tahu soal kematian Dara. Zita hanya b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN