“Jangan dibawa pergi! Dara… jangan bawa pergi istriku!” Azra berteriak kesetanan ketika tubuh Dara yang kaku dibawa menggunakan brankar menuju kamar mayat. Azra menahan salah satu kaki brankar. “Jangan dibawa. Aku mohon, jangan bawa istriku pergi!” Ia menangis seperti anak kecil yang mainannya direbut. Melihat itu, Kala segera menarik tubuh kakaknya. “Azra, Dara sudah meninggal. Lepaskan!” ucap Kala lantang. “Diem lo! Jangan pernah ikut campur urusan gue!” bentak Azra sengit. “Heh, bego! Istri lo udah meninggal, Azra! Sadar! Gue tahu lo sedih! Tapi anak-anak lo butuh lo sekarang!” Kala tersulut emosi. Sudah kesal karena beberapa hari belakangan Azra menolak bicara, sekalinya bicara justru membentaknya. “Lo nggak tahu seberapa sakitnya gue kehilangan Dara, Kal! Coba bayangin lo kehilan