“Ini kasus langka, Dara. Kamu harus berhati-hati.” Nasehat seniornya itu terus terngiang di telinganya. Sepanjang perjalanan kembali pulang, ia terus-menerus memegang perutnya yang masih rata. “Tiga?” gumamnya masih tak percaya. Dara melipat bibir. Penantiannya selama ini langsung dijawab dengan kehamilan kembar tiga. Ada tiga jiwa yang kini telah menghuni rahimnya. Ah, satu saja sudah berat apalagi tiga? Dara mulai memikirkan untuk mengajukan cuti lebih awal. Karena besar kemungkinan nanti ia akan melahirkan prematur. Sesampainya di rumah, Dara belum menceritakan apapun soal hasil USG tadi. Karena memang hasilnya masih belum bisa dipastikan seratus persen. Di dalam rahimnya, hanya ada tiga kantong kehamilan, janin di dalamnya belum terlihat. Dara sedang berjalan memasuki rumah ketika