Samuel berlutut, di tempat Livy duduk sebelumnya dengan lutut yang sudah gemetar. Entah sudah berapa kali, ia mengitari tempat ini. Bahkan, dari mulai ramai pengunjung, hingga tempat ini menjadi sepi. Samuel masih juga belum menemukan keberadaan Livy.
Astaga. Bagaimana ini??
Samuel bangkit dengan tenaga yang tersisa. Sudah tidak banyak pengunjung, jarak pandangnya menjadi lebih luas. Ia berharap, akan menemukan Livy dengan lebih cepat dan segera membawanya pulang ke rumah. Akan tetapi, sampai hari gelap dan stand makanan dibereskan, Samuel masih juga tidak menemukannya.
"Kamu kemana?? Apa jangan-jangan kamu sudah pulang duluan??" ucap Samuel yang kini pergi dari tempat yang sudah sepi itu dan melakukan perjalanan pulang ke rumah, dengan hati yang gelisah.
Namun, ketika sampai di rumah
