Samuel berdiri di sisi ranjang persis dan Livy, tetap tidak mau menoleh kepadanya juga. Saliva ditelan oleh Samuel dan tatapan mata yang penuh haru, ia tujukan untuk Livy seorang. Akhirnya, ia bisa melihat Livy lagi. Setelah beberapa hari, ia lalui dengan begitu berat tanpa kehadirannya. Samuel meletakkan kedua tangannya di sisi ranjang. Kedua bola matanya pun tetap menatap, tanpa mau berpaling sedikit saja, dari wanita yang belum juga mau melihat ke arahnya. Samuel tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Saat yang ia nantikan akhirnya tiba juga. Bahkan, ia masih harus berdiam diri beberapa saat, untuk memastikan apa yang terjadi sekarang bukanlah mimpinya lagi. Samuel coba sentuh bahu Livy terlebih dahulu dengan tangan kanannya dan Livy tidak berusaha untuk menepis tangan, yang sudah