Tepat tengah malam. Rainer menghela napas sampai berkali-kali. Bola matanya terus menerus melirik dan menatap tubuh mungil, yang sedang berada di sisinya, yang kini terlihat menangis terus. Tadi, istrinya mengatakan ingin mengambil stok ASI lagi di bawah. Tapi kenapa dia lama sekali??? Rainer berdecak kesal dan bangkit dari atas ranjang. Ia turun dan bertolak pinggang sembari menatap bayi yang wajahnya sudah memerah ini. "Ah! Dia kemana sih!??" keluh Rainer. Baru juga akan terlelap. Tapi terganggu dengan suara tangisan bayi ini. Rainer mengusap wajahnya dengan kasar. Istrinya itu memang benar-benar. Rainer hendak melangkah keluar dan memanggil putrinya, atau mungkin menyusul istrinya ke bawah. Pokoknya siapapun itu, yang ia bisa gunakan untuk menghentikan tangisan bayi ini. Akan tetapi