Di tempat lain. Steven membaca pesan yang dikirimkan oleh Meisya dan seketika juga. Wajahnya yang sudah pucat semakin pucat saja. "Ini … apa maksudnya? Ke … kenapa dia mengatakan hal semacam ini?!" Ucap Steven sambil memijat dahinya. Dia tidak peduli dengan orang yang berada disekitarnya saat ini, karena yang dia pedulikan hanyalah satu orang yaitu Meisya. "Kenapa dia tiba-tiba mengatakan hal semacam ini? Apa mungkin dia sedang bercanda padaku?" Gumam Steven yang berusaha untuk berpikir positif saat itu juga. Steven pun membuat satu panggilan telepon untuk Meisya tapi Meisya tidak menjawabnya sama sekali. "Sayang, cepat jawab panggilan aku!" Ucap Steven yang semakin gelisah. Dia pun segera berjalan keluar dari dalam ruangan itu dan terus membuat panggilan untuk Meisya, tapi dia masih