PART. 29

2084 Kata

***AUTHOR*** "Mas" Wulan menyentuh tangan Ervan yang tergenggam. Ervan menundukan kepala, menutup matanya rapat. Ia berusaha mengatur nafas, karena dadanya yang terasa sesak. Suara panggilan Wulan yang lembut, membuatnya berusaha sekuat tenaga meredam amarahnya. Wulan bisa melihat tetes air mata Ervan, yang jatuh membasahi bagian paha celana Ervan. "Mas, maafkan aku, maafkan Mamah. Mas, tolong bicaralah" mohon Wulan dengan suara menghiba, dan air mata terus mengaliri pipinya. Ervan menghapus air matanya, lalu menarik nafas panjang dengan perlahan, dan dihembuskannya dengan kuat, seakan ingin menghempaskan kegundahan hatinya. "Kenapa Mamah tega mengusir Puspa? Apa salah Puspa, Dek?" tanya Ervan dengan suara pelan, tapi penuh tekanan. Tersirat dengan jelas kekecewaan dari nada suarany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN