Wilujeng Aku yang memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Kaivan, namun aku sendiri yang justru menangis menatap kepergiannya yang tanpa kata dan terselimuti amarah. Hendra masuk saat aku sedang merapikan penampilanku agar tidak terlalu kacau dan memalukan, saat keluar dari ruangan kerja mereka. "Mbak," panggil Hendra pelan. "Kita pulang sekarang?" "Ya, sebentar." Aku sibuk menyapukan concealer di bawah mata untuk menyamarkan mata sembabku. Hendra duduk menyebelahiku, menatapku iba. "Mbak serius dengan keputusan, Mbak?" Aku tidak langsung menjawab. Menatap sejenak ke Hendra lalu memasukkan kembali alat make-up-ku. "Kita pulang sekarang," putusku, beranjak dari duduk. "Mbak, lo belum jawab pertanyaan gue." Hendra menahan pergelangan tanganku. "Apa pun yang sudah gue ucapkan ke

