Wilujeng Aku tidak akan terpengaruh dengan kedatangan Hendra yang jelas melalui tatapannya memintaku untuk tidak membuat kekacauan. Tetapi semua terlambat. Api amarahku sudah berkobar, melihat tampilan bahagia dari sepasang manusia tak punya hati di hadapanku sekarang. Kukibaskan tangan Hendra yang menyentuh bahuku penuh permohonan. Lalu melangkah pelan mendekati Kaivan. Menatapnya dalam tepat di iris matanya. "Mbak, please. Jangan bikin acara orang kacau," bisik Hendra masih mencoba membujukku. "Eling, Mbak. Eling." "Diem. Atau gue akan melakukan hal lebih buruk dari ini," ancamku. Jangan meremehkan orang yang sedang tersulut emosi. Bahkan meski orang itu tidak bisa menaiki tebing. Namun, jika emosi tengah menguasinya, dia akan dengan mudah menaiki tebing tersebut. Jadi, bodo amat de

