“Daddy!” Rayn berlari menghampiri Bara yang baru saja turun ke lantai bawah setelah hampir seharian mengurung diri di dalam ruang kerjanya. Lelaki itu langsung mengangkat jagoan kecilnya tersebut ke dalam gendongan sebelum mencium pipinya. “Daddy, malem ini Mama Alin mau bacain dongeng baru! Daddy ikut, ya!” Kalimat yang lebih berbentuk paksaan dibanding tawaran atau ajakan tersebut langsung membuat ekspresi Bara sedikit kaku. Pasalnya lelaki itu memang sedang menghindari perempuan yang telah dinikahinya beberapa bulan lalu tersebut karena suatu alasan. “Daddy... banyak kerjaan, Nak.” Bara merasa bersalah karena harus membohongi Rayn padahal semua ini tidak ada hubungannya dengan bocah itu sama sekali. Tetapi mau bagaimana lagi, Bara masih belum bisa kembali seperti biasa atau