Bujuk Rayu

1500 Kata

Kalila pikir Aslan telah mundur dari perjodohan, ternyata tidak, pria itu datang kembali dengan membawa buket bunga mawar putih berukuran besar. Para karyawati Al-Fathan yang sedang berada di sekitaran lobi menatap Aslan dengan tatapan mendamba. Bagaimana tidak? Selama ini mereka hanya bisa melihat pria itu pada majalah bisnis dan televisi yang menyiarkan tentang pencapaian perusahaannya. Aslan memiliki media sosial namun di privat. Tak ada satupun postingan pada laman medsosnya. Mereka yang beruntung di acc saat mem-follow hanya dapat melihat siluet wajahnya pada foto profil. "Ngapain datang ke sini bawa bunga sebesar ini?!" tanya Kalila dengan ketus. “Untuk memberi kejutan gadis cantik yang hari ini sedang berulang tahun—” Aslan masih menyunggingkan senyuman lebar meski mendapatk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN