“Will you marry me?”
Dea mengerutkan bibirnya. Pasalnya Allan melamarnya tapi tak ada kesan romantis. Ia melamarnya saat tengah berhubungan intim dan itu yang membuat Dea kesal. Lebih kesal lagi ia menerima lamaran pria itu ditengah-tengah nafsu yang sudah hampir meledak.
“Dasar m***m! Bisa-bisa dia lamar gue pas lagi naena!” gerutu Dea kesal. “Gue juga bego. Pake bilang Yes segala! Aah!! Bangke!!” rutuk Dea.
Allan yang mengintip dari celah pintu hanya bisa tersenyum melihat kekesalan isterinya. Memang ia cukup membuat Dea kesal karena melamarnya ditengah-tengah berhubungan intim, tapi tanpa Dea ketahui Allan diam-diam tengah mempersiapkan sesuatu yang spesial untuk wanita spesialnya.
Hanya tinggal menunggu timing yang pas agar berkesan sangat dalam untuk mereka berdua.
“Why are y
