“Untuk apa buket bunga?” tanya Riyan heran, saat melihat kurir yang baru saja berpapasan di pintu masuk ruang kerja Dewa. “Kau sedang berkencan sekarang? Kudengar dari tante, kau sudah punya pacar. Apa itu benar?” Dewa hanya tersenyum penuh rahasia kemudian menunduk sepenuhnya dan fokus menulis beberapa kata di kartu khusus. Setelah selesai, Dewa mengamatinya beberapa saat lalu mengangguk-angguk puas. Riyan yang melihat itu semakin tidak mengerti. “Kau salah memakan sesuatu tadi pagi?” “Tidak ada. Lebih baik, kau lanjutkan apa tujuan kau ke sini setelah itu langsung keluar tanpa merecokiku dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting itu lagi.” Riyan mendengkus kemudian menyodorkan sebuah map. “Aku butuh tanda tanganmu di sini. Jangan sampai salah. Siapa tahu karena keanehanmu, berka