EPILOG

2619 Kata

Dimas menyeka dengan lembut air mata di pipi Arinda. Namun bukannya berhenti, sang bunda justru semakin deras air matanya. “Ih, Ma, kok malah makin kejer? Ini Dimas baru wisuda doang, Ma, belum nika-aah!” Dimas meringis ketika cubitan Arinda melayang ke perutnya. Bibirnya langsung cemberut. “Nikah-nikah! Lulus tuh bukan akhir, Dim, ini baru awalan kamu menjalani kehidupan yang sebenarnya.” Nasehat Arinda sambil menyeka sisa air mata di pipinya dengan tissue. Rasa haru yang sebelumnya ia rasakan ketika melihat anak laki-lakinya sudah resmi menjadi sarjana hilang tak bersisa karena tingkah tengilnya. Dimas terkekeh, “Nah gitu dong, Ma, kan sayang kalau nangis make upnya nanti luntur.” Goda Dimas kepada Arinda. Dimas lalu melihat ke arah dimana beberapa teman dekatnya berkumpul. Teman-tem

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN