Suara bel pintu mengganggu rungu. Pasalnya orang itu menekannya berkali-kali tanpa toleransi. Yuri bangkit menuju lantai dasar dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya. Susah payah dirinya menuruni satu per satu anak tangga. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Yuri merutuki siapa saja yang membangun rumah bertingkat seperti ini, sangat merepotkan! "Addidas Kim?" Yuri terkejut. Demi Tuhan, benarkah ini siapa yang ia lihat? Tamunya kali ini adalah Addidas Kim. "Apa kabar, Yuri? Aku rindu sekali ingin tahu bagaimana keadaan iparku." Lelaki berkulit Tan itu tersenyum lebar, seperti biasa. Setelah sebelumnya Yuri membukakan pintu dan mempersilakannya masuk, maka kini Addidas tengah duduk manis di sofa abu ruang utama, menunggu Yuri yang katanya ingin repot mengambilkan secangkir hot green tea ke