Melihat Kiki yang berjalan sendiri saat hendak makan siang di dapur, Sara dengan cepat mendekatinya. “Sendirian aja, Ki?” sapa Sara bertanya. Kiki mengernyitkan dahinya, heran karena Sara yang tiba-tiba menegurnya siang ini. “Ada apa emangnya?” “Maksi bareng yuk?” tawar Sara. Kiki masih dengan wajah herannya, dan was-was seketika. “Ada apa?” tanyanya sekali lagi. “Aku traktir kamu deh, di warung soto depan.” Kiki menggeleng. “Aku lagi nggak makan soto-sotoan, lagian kalo aku ke situ ya aku malah makan bakso.” “Ya udah, aku traktir bakso,” tawar Sara lagi. Kiki mencium aroma amis dari tawaran dan sikap Sara yang tidak biasa terhadapnya, terlalu dibuat-buat dan palsu. Dia jadi sangat yakin bahwa sikap ramah dan sopan Sara ini pasti terkait Mia. “Oh, aku tau nih. Mau tanya soal Mia,

