ONID.086 PRIA b******k (1) Aku menatap jam yang ada di dinding ruangan berwarna putih. Hari sudah menunjukkan pukul 2 siang. Itu berarti sudah saharian Ariella tak sadarkan diri. Aku masih duduk di samping tempat tidur pasien, menatap wajah cantiknya yang pucat pasi. Beberapa alat kesehatan kini tengah terpasang di tubuhnya. Hatiku semakin hancur melihat keadaannya seperti ini. Aku sangat takut terjadi hal yang lebih buruk padanya. Aku terus menggenggam tangannya yang terasa dingin. Berharap ia akan segera sadar dari tidurnya yang panjang. Sesekali aku membelai rambutnya yang kini terlilit perban dibagian kepala karena benturan saat kecelakaan. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi sebenarnya saat itu hingga ia mengalami kecelakaan. Yang ada hanya penyesalan yang kini memenuhi lub

