Luna mendorong Jim dengan kuat, mengusap sisa saliva yang menempel di bibirnya. Mata memandang garang pada Jim yang memancarkan tatapan gelap. Luna merasa Jim sudah kelewatan batas kali ini. Dia sengaja bersabar dan menoleransi sikap Jim yang terkesan seenaknya. Akan tetapi, bukan berarti dia bisa semena-mena terhadapnya. "Apa yang kau lakukan?" Luna mendesis tak terima. Dia tidak suka dengan perbuatan laki-laki itu, yang seolah merampas dengan paksa darinya. Luna marah, sedangkan Jim berubah gusar. Dia terlihat merasa bersalah dan saah tingkah. "Maaf, aku hanya ingin mencoba." Jim membela diri. "Ini bukan lelucon, Jim. Setidaknya kau menghargai niat baikku untuk membantumu. Akan tetapi, apa yang kau lakukan, kau memanfaatkanku, keterlaluan kau, Jim!" "Maafkan aku! Aku takkan mengula