96. Nasib

1850 Kata

Riani dan Arga sedang sarapan bersama. Tidak ada yang mereka obrolkan sejak tadi, fokus menyantap makanan masing-masing. Riani sudah hampir selesai, Arga meletakkan garpu dan sendoknya, lantas menoleh ke arah adiknya dengan serius, membuat perempuan itu juga melakukan hal yang sama. Tangannya di atas paha, saling bertaut, menanti sang kakak untuk segera bicara. Walau begitu, dia sama sekali tidak berpikir Arga membicarakan hal lain, selain, permintaan maaf, mungkin. Karena sudah membuat rencananya dengan Aditya dan Dewi berantakan tempo hari. Walau sudah meminta maaf melalui telpon waktu itu, tetap saja, Riani merasa kesal terhadap Arga. Dia belum puas sebelum Arga memberikan permintaan maaf secara tulus dan langsung, setidaknya, dia bisa menilai ketulusan Arga untuk itu dengan bertatap mu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN